Halaqah 18 ~ Cara Beriman Kepada Para Rasul Bagian 16 Dari 22

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أجمعين

☪ Halaqah yang ke-18 dari Silsilah ‘ilmiyyah Beriman dengan para Rasul Allah adalah tentang “Cara Beriman kepada Para Rasul Bagian 16”.

Keyakinan tentang adanya Al Karaamah berdasarkan dalil-dalil dari Al Quran, As Sunnah, dan juga Ijma’.

Adapun dari Dalil :

Diantara dalil dari As-Sunnah atas adanya Al Karomah:

1⃣. Kisah Abu bakr Ash Shidiq radhiyallahu ‘anhu ketika memberi makan sebagian ahlushshuffah yang datang kepada beliau. Setiap kali mereka mengambil satu suapan maka makanannya justru bertambah banyak. [diriwayatkan oleh Al Imam Al Bukhari dan Al Imam Muslim].

2⃣. Kisah dua orang shahabat Nabi ﷺ, yaitu Usaid bin Hudhair dan Abbad bin Bisyr semoga Allah meridhoi keduanya.
Ketika keduanya keluar dari sisi Nabi ﷺ, di suatu malam yang gelap gulita dan di depan mereka ada cahaya, kemudian ketika mereka berpisah terbagilah cahaya tersebut menjadi dua. [diriwayatkan oleh Al Imam Al Bukhari].

3⃣. Kisah Juraij seorang laki-laki yang shaleh dari kalangan Bani Israel yang dituduh berzina dengan seorang wanita, ia mengaku hamil karena Juraij. Kemudian ketika wanita tersebut melahirkan maka Juraij mengusap kepala bayi tersebut, sehingga bayi tersebut bisa menyebutkan siapa sebenarnya bapaknya. [diiriwayatkan oleh Al Imam Al Bukhari dan Al Imam Muslim]

Kemudian di sana ada beberapa keterangan yang berkaitan dengan Al Karomah:

1⃣. Al Karaamah yang paling agung bagi seorang hamba adalah istiqomahnya dia di atas jalan yang lurus.

2⃣. Al Karaamah bagi para wali Allah adalah ayat atau mukjizat bagi para Nabi, karena wali Allah tidak mendapatkannya kecuali karena keimanan dia kepala rasul tersebut.

3⃣. Al Karaamah akan tetap ada sampai akhir zaman.

4⃣. Al Karaamah tidak dijadikan ukuran seseorang lebih afdhol daripada orang yang tidak mendapatkan Al Karaamah. Yang demikian karena Al Karaamah terjadi diantaranya untuk menguatkan keimanan orang tersebut. Oleh karena itu Al Karaamah di zaman shahabat radhiyallahu ‘anhum lebih sedikit daripada Al Karaamah di zaman tabi’in, karena iman dan keyakinan para shahabat lebih kuat dari pada keimanan dan juga keyakinan para tabi’in.

5⃣. Jangan sampai seseorang terjerumus ke dalam pengingkaran terhadap Al Karaamah seperti orang-orang Falasifah & juga Mu’tazilah. Dan jangan sampai seseorang berlebih-lebihan di dalam masalah Al Karaamah seperti orang-orang yang menjadikan Al Karaamah sebagai ukuran kewalian.

Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini, dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya.

وَ السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Saudaramu,

Abdullāh Roy
Di kota Al-Madīnah

Seorang IT Profesional yang berpengalaman di bidang Troubleshooting, Networking dan Database Management.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *